Cerita pada suatu hari
ketika sedang mengajar tahfizh.
Saya punya murid
namanya Hafidzh usianya sekitar 7-8 tahunan atau sekitar kelas 1-2 sd. Untuk
hafalan, dia lumayan mempunyai kemampuan yang dibilang cukup baik. Hafalan dia
sudah sampai surah Al A’la. Sedangkan teman-temannya yang masih banyak di
bawahnya.
Dia juga termasuk anak
yang cukup cerdas, baik pemikiran maupun bahasa.
Suatu sore pas lagi
ngajar terjadilah dialog seperti ini :
H : ustadzah…. Ustadzah sudah punya
suami kah?
M : kenapa tanya-tanya begitu? (malas
jawab)
H : Ya jawab aja. Ustadzah sudah
punya suami kah?
M : belum (dengan nada agak ketus)
H : mau kah ku kenalkan sama pamanku?
M : (kaget+ tertawa) haa?? Pamanmu
yang mana? Yang biasa jemput kamu itu kah?
H : bukan. Ada lagi pamanku yang
lain. orang jogja.
M : hmm… betul yah
H : iya. Ustadzah rumahnya dimana?
M : di situ nah di belakang situ
(sambil nunjuk)
H : dimana?
M : di situ.
H : oh iya.
Hmm… apa maksudnya coba
ini anak. Saya Cuma bisa senyum-senyum geli.
Jumat, 1 Maret 2019
22.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar