Bismillah...
Alhamdulillah Al Mumtahanah sudah selesai di hafal, sekarang lanjut surah As Saff. jarak menghafal antar surah Al Mumtahanah ke As Saff lumayan jauh/lama. karena.... saya malu mengatakannya. ya karena saya lagi futur sehingga kemalasan menghafal itu muncul begitu besar. bisa dibilang jaraknya kurang lebih sebulanan.
selama sebulan itu saya cuma mendengarkan murottal QS As Saff yang menjadi playlist 1 diulang terus menerus. entah saat cuci piring, saat pakai baju, saat beberes rumah, dan lain-lain. beginilah cara biasa saya menghafal
saat semangat itu muncul lagi, (ini jangan ditiru. seharusnya tidak tunggu semangat muncul dulu baru menghafal, tetapi harus dipaksa), saya memulai kembali menghafal As Saff.
saya biasa menghafal saat sebelum tidur atau sehabis shubuh.
saat itu bukan waktu biasa saya menghafal, sehabis sholat maghrib saya membuka mushaf dengan niat untk menghafal. kebiasaans saya adalah saat menghafal saya juga membaca artinya untuk menguatkan hafalan.
saat saya baca arti QS As Saff ayat satu, saya terenyuh "Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah, dan Dialah yaang Mahaperkasa dan Mahabijkasana"
saat baca arti ayat 2, perasaan saya langsung tersentuh, saya terdiam, kemudian menangis. menangis tersedu-sedu.... "Wahai orang-orang yang beriman! mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan ?"
arti ayat 3 "(itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan"
rasanya saya seperti ditampar bolak balik. saya menyadari selama ini banyak berdakwah. banyak mengajak, banyak mengajar, banyak menyampaikan sesuatu yang justru saya tidak lakukan. ayat tersebut menyadarkan saya untuk behati-hati dalam berucap. saya takut mungkin selama ini Allah benci kepada saya karena alasan tersebut. terlebih masih banyak dosa-dosa saya yang lainnya.
ketika sampai pada arti ayat
10 : "Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?"
11 : (yaitu) beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan bejihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui"
12 : "niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung"
13 : "dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin"
tangis saya semakin menjadi-jadi.
Ya Allah....
Ya Allah....
Ya Allah....
diri ini terlalu hina. diri ini begitu sombong. diri ini telah jauh darimu.
ingatkan terus hamba Ya Allah. ingatkan untuk terus berada di jalan-Mu. Ihdinasshiratal mustaqiim.
dekatkan hamba terus dengan Al Qur'an, jaga hamba dan masukkan hamba ke dalam golongan orang sholih. berikan kesempatan kepada hamba untuk bisa melakukan amal-amal sholih, amal-amal jama'i, untuk terus memberikan manfaat kepada orang lain. disibukkan dalam kebaikan. tolong hamba ya Allah... semua ada dalam genggamanMu.
dari semua hafalan sejauh ini (baru 3 juz) surah As Saff lah yang paling berkesan.. di hati.
14 April 2019
23.14 wita
seseorang yang mengejar hafalan.
*kondisiIndonesialagipanaspemilu
Minggu, 14 April 2019
Minggu, 03 Maret 2019
Mistery Jodoh #part4 (end maybe)
Haa?? Masih lanjut kah?
Masih…
Saat itu sudah waktu
pulangan tahfizh. Saya belum keluar ruangan karena masih ada yang dilakukan.
Setelah sudah selesai sekitar jam 6 sorean saya baru keluar ruangan. Saya mengunci
ruangan kemudian bersiap-siap ke motor untuk cuuss pulang. Saya lihat hafidzh
masih ada. Dia berada dipinggir jalan sambil menunggu dijemput. Ketika dia
melihat saya akan pulang, dia duduk memelas dipinggir jalan sambil bicara
meracau sendiri “ko aku belum dijemput siih…” berulang-ulang dia bicara seperti
itu.
Kemudian saya samperin
dia dan menanyakan dimana rumahnya. Dan ternyata rumahnya tidak jauh. Saya
menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Dia pun mengiyakan.
Jeng…jeng…jeng…
Deg-degan kan kalian…
Akhirnya Allah
menakdirkan saya ke rumah Hafidzh dengan cara yang tidak disangka-sangka.
Itulah Allah… selalu membuatmu takjub dengan skenario-Nya. Yakinlah, semua
kebaikan yang kamu lakukan, semua ketaatan yang kamu usahakan, kesabaran yang
kamu upayakan dan semua ketaqwaan yang kamu perjuangkan, Insyaa Allah, Allah
akan balas dengan cerita indah di akhirnyanya. Jika tidak di dunia, maka akan
berlabuh ke surga. Cukup yakin dan percaya saja. Allah tidak akan
menyia-nyiakan hambanya.
Selama perjalanan,
Hafidzh menunjukkan jalan menuju rumahnya. Kanan kiri, naik turun, belok dan
sebagainya. “Ustadzah itu rumahku?”, kata Hafizdh. Dan.. sampailah kita
dirumahnya.
Hafidzh langsung turun
sambil mengucapkan terimakasih. Saya memandang hafidzh menuju rumahnya,
berbalik arah, kemudian menggas motor menuju pulang.
Udah gitu ajah. !
Hehehe… ternyata tidak
ada apa-apanya.
To be continued.
*emang ada
lanjutannya?? Kayanya nda ada deh. Itu Cuma gitu-gitu aja.
Jum'at, 1 Maret 2019
22.10 wita
Mistery Jodoh #part3
Masih lanjut kan. Kaya
sinetron yah.
Kali ini saya yang
mulai duluan. Ciaaahh…
M : hafidzh, ko belum dikenal-kenalin
sama pamannya? Mana?
H : ayo ustadzah ke rumahku
M : ya malu lah… nda mau ah klo
ustadzah yang ke rumah hafidzh
H : …..
Begitu doang. Udah gitu
mirip-mirip lagi sama part sebelumnya. Yah namanya juga memang Cuma begitu.
Masa mau ditambah-tambahin. Ini ya apa adanya.
To be continued.
Jum'at, 1 Maret 2019
22.00 wita
Mistery Jodoh #Part2
Ada lanjutannya kan. Nda
usah pakai pembukaan langsung aja yah.
Jadi ceritanya dia
tanyain lagi
H : Ustadzah sudah punya suami kah?
M : loh ko tanya lagi. Kan sudah
dibilang belum. Katanya hafizh mau kenalin sama pamannya. Mana?
H : ustadzah ke rumahku.
M : behh malunya. Ustadzah kan
perempuan, masa datangin rumah laki-laki
H : nda papa. Ada tanteku juga. Ada
mamaku juga. Banyak perempuannya.
M : ya tapi malulah. Masa perempuan
datangin rumah laki-laki. Nda mau lah.
To be continued.
Jumat, 1 Maret 2019
22.00 wita
mistery jodoh #part1
Cerita pada suatu hari
ketika sedang mengajar tahfizh.
Saya punya murid
namanya Hafidzh usianya sekitar 7-8 tahunan atau sekitar kelas 1-2 sd. Untuk
hafalan, dia lumayan mempunyai kemampuan yang dibilang cukup baik. Hafalan dia
sudah sampai surah Al A’la. Sedangkan teman-temannya yang masih banyak di
bawahnya.
Dia juga termasuk anak
yang cukup cerdas, baik pemikiran maupun bahasa.
Suatu sore pas lagi
ngajar terjadilah dialog seperti ini :
H : ustadzah…. Ustadzah sudah punya
suami kah?
M : kenapa tanya-tanya begitu? (malas
jawab)
H : Ya jawab aja. Ustadzah sudah
punya suami kah?
M : belum (dengan nada agak ketus)
H : mau kah ku kenalkan sama pamanku?
M : (kaget+ tertawa) haa?? Pamanmu
yang mana? Yang biasa jemput kamu itu kah?
H : bukan. Ada lagi pamanku yang
lain. orang jogja.
M : hmm… betul yah
H : iya. Ustadzah rumahnya dimana?
M : di situ nah di belakang situ
(sambil nunjuk)
H : dimana?
M : di situ.
H : oh iya.
Hmm… apa maksudnya coba
ini anak. Saya Cuma bisa senyum-senyum geli.
Jumat, 1 Maret 2019
22.00
Senin, 25 Februari 2019
Tidak Ghibah? Sulitkah?
Ya...
Ghibah atau menceritakan keburukan orang lain adalah sesuatu yang menyenangkan dilakukan. Tanpa sadar para pelakunya melakukan dengan atau tanpa sadar. Semakin ke dalam semakin asyik ghibah tersebut. Di tambah dengan bumbu-bumbu yang membuat semakin nikmat.
Padahal Rasulullah saw ketika isra' mi'raj diperlihatkan perumpaan orang yang mengghibah / gosip itu sama dengan memakan bangkai saudaranya sendiri. Ketika ada daging yang bagus dia tidak mau malah memilih daging bangkai.
Sudah ada pelajaran. Terlebih yang menggosip tidak lebih baik daripada yang digosipin. Apalagi yang digosipin malah dapat pahalan. Kan rugi banget ghibah/gosip itu.
Rasulullah saw sdh mengajarkan kita untuk berprasangka baik kepada sesama. Jika kamu menemukan 1 kesalahan dari temanmu, maka pikirkanlah 70 alasan kebaikan kenapa dia melakukan itu. Jadi pikiran kita selalu diliputi dengan pikiran positif.
Tapi mengapa, itu sulit! Ya karena Surga tidak murah.
Saya sendiri jujur saja msih melakukan hal-hal seperti itu. Merasa diri ini paling baik lalu menceritakan ketidaksukaan pada seseorang dengan alasan mengungkapkan pendapat, padahal mencari pembenaran.
Seperti hari ini, pulang mengajar tahfizh, kami bertiga bersahabat mengunjungi rumah sahabat satunya yang kebetulan rumahnya dekat. Meniatkan untuk silaturrahim karena lama tdk bertemu. Singkat cerita, langsunglah pada pembahasan dengan satu visi tentang pekerjaan dan sistemnya yang tidak bagus/tidak sesuai menurut kami. Dengan semangatknya kami mencurahkan isi hati tentang ketidakpuasan dan ketidaksukaan pada oknum-oknum di lembaga tempat kami bekerja tersebut.
Sebenarnya maksud kami baik. Kami bukan mengghibah secara membabi buta. Kami hanya merasa ada yang tidak beres dengan manajemen yang perlu diluruskan untuk kebaikan dan keberlangsungan bersama. Itu saja. Kami merasa kami tidak bisa hanya diam menyaksikan ke'zhaliman' didepan mata kami. Makanya kami menceritakan yang ternyata sama apa yang ada dipikiran kami. Dengan tujuan ada prbaikan kedepannya.
Cuman, cara kami yang salah. Kami menceritakan diluar. Kami menceritakan mungkin ada niat niat lain yang berbelok seprti ingin menjatuhkan seseorang. Setan bermain. Cerita yang ditmbah-tambah seakan-akan semuanya benar apa yang diceritakan.
Harusnya ceritakan atau mengungkapkan pendapat di forum-forum yang memang disediakan.
Ahhh itulah kami. Sudah ikut tarbiyah tetapi jika menyangkut kesamaan visi maka keburukan pun tak terhindarkan.
Maafkan kami ya Allah yg masih saja tergoda melakukan hal yang sia-sia bahkan dosa.
Merasa diri paling benar padahal paling hina.
Bimbing kami terus ya Rabb, untuk menjadi insan yang bertakwa.
Selasa 26 ,Februari 2019
00.12 WITA
Ghibah atau menceritakan keburukan orang lain adalah sesuatu yang menyenangkan dilakukan. Tanpa sadar para pelakunya melakukan dengan atau tanpa sadar. Semakin ke dalam semakin asyik ghibah tersebut. Di tambah dengan bumbu-bumbu yang membuat semakin nikmat.
Padahal Rasulullah saw ketika isra' mi'raj diperlihatkan perumpaan orang yang mengghibah / gosip itu sama dengan memakan bangkai saudaranya sendiri. Ketika ada daging yang bagus dia tidak mau malah memilih daging bangkai.
Sudah ada pelajaran. Terlebih yang menggosip tidak lebih baik daripada yang digosipin. Apalagi yang digosipin malah dapat pahalan. Kan rugi banget ghibah/gosip itu.
Rasulullah saw sdh mengajarkan kita untuk berprasangka baik kepada sesama. Jika kamu menemukan 1 kesalahan dari temanmu, maka pikirkanlah 70 alasan kebaikan kenapa dia melakukan itu. Jadi pikiran kita selalu diliputi dengan pikiran positif.
Tapi mengapa, itu sulit! Ya karena Surga tidak murah.
Saya sendiri jujur saja msih melakukan hal-hal seperti itu. Merasa diri ini paling baik lalu menceritakan ketidaksukaan pada seseorang dengan alasan mengungkapkan pendapat, padahal mencari pembenaran.
Seperti hari ini, pulang mengajar tahfizh, kami bertiga bersahabat mengunjungi rumah sahabat satunya yang kebetulan rumahnya dekat. Meniatkan untuk silaturrahim karena lama tdk bertemu. Singkat cerita, langsunglah pada pembahasan dengan satu visi tentang pekerjaan dan sistemnya yang tidak bagus/tidak sesuai menurut kami. Dengan semangatknya kami mencurahkan isi hati tentang ketidakpuasan dan ketidaksukaan pada oknum-oknum di lembaga tempat kami bekerja tersebut.
Sebenarnya maksud kami baik. Kami bukan mengghibah secara membabi buta. Kami hanya merasa ada yang tidak beres dengan manajemen yang perlu diluruskan untuk kebaikan dan keberlangsungan bersama. Itu saja. Kami merasa kami tidak bisa hanya diam menyaksikan ke'zhaliman' didepan mata kami. Makanya kami menceritakan yang ternyata sama apa yang ada dipikiran kami. Dengan tujuan ada prbaikan kedepannya.
Cuman, cara kami yang salah. Kami menceritakan diluar. Kami menceritakan mungkin ada niat niat lain yang berbelok seprti ingin menjatuhkan seseorang. Setan bermain. Cerita yang ditmbah-tambah seakan-akan semuanya benar apa yang diceritakan.
Harusnya ceritakan atau mengungkapkan pendapat di forum-forum yang memang disediakan.
Ahhh itulah kami. Sudah ikut tarbiyah tetapi jika menyangkut kesamaan visi maka keburukan pun tak terhindarkan.
Maafkan kami ya Allah yg masih saja tergoda melakukan hal yang sia-sia bahkan dosa.
Merasa diri paling benar padahal paling hina.
Bimbing kami terus ya Rabb, untuk menjadi insan yang bertakwa.
Selasa 26 ,Februari 2019
00.12 WITA
Minggu, 24 Februari 2019
Amanah ! Amanah ? ada apa dengan Amanah?
Mendapat amanah baru rasanya sedap sedap manis...
ini bisa dibilang naik kelas atau bagaimana?
tapi bahagia. bahagia karena amanah ini berkaitan dengan Al Qur'an. Ya, sekarang saya lagi berusaha mendekatkan diri dengan Allah lewat Al Qur'an. semoga Allah menjadikan saya sebagai Ahlul Qur'an. aamiin.
sekarang saya mendapatkan amanah sebagai musyrifah (pembimbing) atau ketuanya tahfizh di sekolah saya. senang sekaligus beban. karena jika tidak baik dalam menjalankan amanah ini, maka tanggung jawabnya berat bu...
ini sudah berjalan dari awal januari sampai sekarang. jadi sekitar hampir 2 bulan.
Alhamdulillah dengan amanah ini bisa terus berinteraksi dengan AL Qur'an. ya Saya bercita-cita menjadi hafizhah. tolong aminkan.
bagaimana sih menyikapi amanah?
jika tidak menjalankan amanah dengan baik, maka apakah bisa dibilang sebagai orang munafik? kan ada haditsnya kan. salah satu ciri orang munafik adalah jika diberi amanat, dia berkhianat.
serem eh.
jadi jika tidak sanggup dalam amanah itu, lepaskan. agar tidak dimintai pertanggungjawaban diakhirat kelak.
lain kali akan kuceritakan tentang pengalamanku menghafal Al Qur'an.
ini bukan sombong, hanya ingin menuliskan jejak-jejaknya saja. semoga ada kebaikan yang bisa diambil. dan tebarkanlah...
semoga jadi amal jariyah. aamiin.
24 Februari 2019
22.27 wita
ini bisa dibilang naik kelas atau bagaimana?
tapi bahagia. bahagia karena amanah ini berkaitan dengan Al Qur'an. Ya, sekarang saya lagi berusaha mendekatkan diri dengan Allah lewat Al Qur'an. semoga Allah menjadikan saya sebagai Ahlul Qur'an. aamiin.
sekarang saya mendapatkan amanah sebagai musyrifah (pembimbing) atau ketuanya tahfizh di sekolah saya. senang sekaligus beban. karena jika tidak baik dalam menjalankan amanah ini, maka tanggung jawabnya berat bu...
ini sudah berjalan dari awal januari sampai sekarang. jadi sekitar hampir 2 bulan.
Alhamdulillah dengan amanah ini bisa terus berinteraksi dengan AL Qur'an. ya Saya bercita-cita menjadi hafizhah. tolong aminkan.
bagaimana sih menyikapi amanah?
jika tidak menjalankan amanah dengan baik, maka apakah bisa dibilang sebagai orang munafik? kan ada haditsnya kan. salah satu ciri orang munafik adalah jika diberi amanat, dia berkhianat.
serem eh.
jadi jika tidak sanggup dalam amanah itu, lepaskan. agar tidak dimintai pertanggungjawaban diakhirat kelak.
lain kali akan kuceritakan tentang pengalamanku menghafal Al Qur'an.
ini bukan sombong, hanya ingin menuliskan jejak-jejaknya saja. semoga ada kebaikan yang bisa diambil. dan tebarkanlah...
semoga jadi amal jariyah. aamiin.
24 Februari 2019
22.27 wita
Langganan:
Komentar (Atom)